KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa
yang telah melimpahkan Rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kulia”
Strategi Pembelajaran Bahasa”. Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan
berbagai pihak, oleh karana itu pada kesempatan ini disampaikan terimah kasih
sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan sehingga makalah ini terselesaikan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan untuk perbaikan dan penyampurnaan tugas selanjutnya. Akhir kata semoga
apa yang telah kami kerjakan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
memerlukan.
Pacitan,
16 Oktober 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……..........………………………………………ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ...………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah .....………………………………………………. 2
C. Tujuan ………………………………………………………...... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Strategi Pembelajaran ……………………………..........
3
B. Jenis
Pembelajaran langsung …………………………………………..
C. Jenis
pembelajaran tidak langsung ......................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………………....
………
B. Daftar
pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu kegiatan yang
terencana dan mempunyai tujuan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya antara
lain diperlukan strategi pembelajaran bahasa agar tujuan pembelajaran bahasa
Indonesia dapat tercapai. Tentunya sebagai
guru perlu mengembangkan
prinsip-prinsip umum tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana
memecahkan masalah, dan kemudia mengemasnya dalam bentuk pelajaran yang siap
diterapkan, dan kemudian memasukkan metode-metode ini dalam kurikulum. Pelajaran
strategi berlandaskan pada dalil bahwa keberhasilan siswa, sebagian besar
bergantung pada kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar
mereka sendiri. Dalam perkembangannya yang terakhir, situasi ini telah membaik.
Para peneliti dan guru telah memulai mengemabngkan strategi-strategi tersebut
di kelas. Kebanyakn strategi tersebut mula-mula memfokuskan pada pelajaran
membaca namun selanjutnya telah diterapkan dengan berhasil pada banyak mata
pelajaran, termasuk matematik, fisika, kimia, menulis, dan lain-lain.
Siswa harus belajar tentang berbagai macam strategi yang ada
dan bagaimana menggunakan strategi-strategi itu dengan benar. Di waktu lampau,
pengajaran seperti itu jarang diberikan. Durkin (1978) sebagai contoh,
menemukan guru-guru sekolah dasar merupakan pemberi tugas yang baik namun
sedikit memberikan pengajaran bagaimana belajar yang baik. Sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Moely dkk, (1986) memperkuat penemuan Durkin.Bagi para
mahasiswa yang mempelajari teori pembelajaran bahasa, bahasan strategi
pembelajaran bahasa mengacu pada konsep aneka pendekatan, metode, teknik, dan
media pembelajaran yang sesuai dengan materi; konsep model pembelajaran bahasa
indonesia yang berorientasi pada siswa; dan konsep penciptaan suasana belajar
yang kondusif. Namun kesemuanya itu tidak kami bahas disini mengingat tugas
yang diberikan oleh dosen bersifat spesifikasi pada sub bahasan strategi
pembelajaran bahasa: strategi secarab langsung dan strategi secara tidak
langsung.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
konsep strategi pembelajaran bahasa?
2. Bagaimana
konsep strategi pembelajaran bahasa secara langsung?
3. Bagaimana
konsep strategi pembelajaran bahasa secara tidak langsung?
C. Tujuan
Penulisan
1. Menjelaskan
konsep strategi pembelajaran bahasa.
2. Menjelaskan
konsep strategi pembelajaran bahasa secara langsung.
3. Menjelaskan
konsep strategi pembelajaran bahasa secara tidak langsung.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Michel Pressley (1991) mengatakan strategi pembelajaran
bahasa ialah operator-operator kognitif yang memproses suatu masalah
pembelajaran bahasa yang secara langsung terlibat dalam menyelesaikan tugas.
Artinya, strategi pembelelajaran bahasa ialah perilaku dan proses-proses
berfikir—termasuk proses memori dan metakognitif—yang dilakukan oleh siswa yang
dapat mempengaruhi terhadap apa yang dipelajari sehingga dengan strategi
pembelajaran bahasa siswa dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan
benar. Sebagai contoh, siswa sering ditugasi untuk mengerjakan tugas-tugas
belajar tertentu, seperti mengisi suatu lembar kerja dalam pelajaran membaca
atau mencari bahan sumebr untuk suatu laporan sejarah. Untuk menyelesaikan
tugas-tugas belajar tersebut siswa memerlukan keterlibatan dalam proses-proses
berfikir dan melakukan perilaku-perilaku tertentu, sperti membaca sepintas
judul-judul utama, meringkas, dan membuat catatan, disamping itu juga memonitor
jalan berfikir diri sendiri. Dengan demikian agar dapat menyelesaikan
tugas-tugas belajar tersebut siswa harus menggunakan beberapa strategi belajar.
Thomas dan Rohwer (1986) berpendapat tentang prinsip strategi
pembelajaran. Seperangkat prinsip pembelajaran tersebut ialah:
1. kekhususan:
strategi-strategi belajar harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tipe
siswa yang mempergunakan strategi belajar tersebut. Sebagai contoh, penelitian
telah menemukan bahwa strategi pembelajaran yang sama memberikan hasil belajar
yang berbeda jika diterapkan pada siswa yang lebih tua dan siswa yang lebih
muda atau diterapkan pada siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai (Hidi
dan Anderson, 1986).
2. Keumuman:
salah satu prinsip utama dari strategi belajar efektif ialah strategi-strategi
tersebut melibatkan pengolahan kembali materi yang dipelajari, untuk
menghasilkan sesuatu yang baru. Misalnya, menulis ringkasan dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan untuk orang lain, mengorganisasikan catatan dalam bentuk
kerangka, membuat suatu diagram hubungan antara ide-ide utama, dan mengajar
teman sendiri tentang isi bacaan. Strategi dengan tingkat keumuman rendah
misalnya ialah menggarisbawahi kata-kata tanpa membedakan mana yang penting dan
mana yang tidak, membuat catatan tanpa mengidentifikasi ide-ide pokok, atau menulis
ringkasan secara luas tanpa dapat memfokuskan pada hal-hal yang penting, kurang
berhasil untuk membantu siswa belajar.
3. Pemantauan
yang efektif: prinsip monitoring yang efektif berarti bahwa siswa seharusnya
mengetahui bagaimana dan kapan menerapkan strategi belajarnya dan bagaimana
mengatakan bahwa ia sedang bekerja dengan strategi itu (Nist: 1991).
4. Keyakinan
pribadi: siswa harus memiliki keyakinan bahwa belajar akan memberikan hasil
bagi mereka apabila mereka bekerja keras untuk pelajaran itu. Guru dapat
menciptakan suatu pengertian bahwa belajar akan memberikan tes untuk pelajaran
itu. Guru dapat menciptakan suatu pengertian bahwa belajar akan memberikan
hasil dengan cara sering memberikan kuis dan tes langsung berdasarkan pada
bahan ajar yang dipelajari siswa dan dengan membuat kinerja pada penelitian ini
menjadi bagian utama dalam menentukan nilai siswa.
Berdasarkan target yang akan dicapai, Strategi pembelajaran
bahasa—kususnya belajar bahasa kedua, ketiga, atau belajar bahasa
lanjutan—terbagi atas dua jenis, yakni: strategi pembelajaran bahasa langsung
dan strategi pembelajaran bahasa tidak langsung. Strategi pembelajaran bahasa
secara langsung terdiri atas tiga jenis, yakni: strategi memori, strategi
kognitif, dan strategi kompensasi. Dan Strategi pembelajaran bahasa secara
tidak langsung terdiri atas tiga jenis, yakni: strategi metakognitif, strategi
affektif, dan strategi sosial.
2. Strategi Pembelajaran Bahasa
secara Langsung
Strategi pembelajaran bahasa secara langsung ialah suatu cara
yang digunakan pembelajar dalam pemerolehan, penyimpanan, percobaan, dan
pemanfaatan atas informasi yang didapat. Strategi pembelajaran bahasa secara
langsung ini terbagi atas tiga jenis: (1) strategi memori, (2) strategi
kognitif, dan (3) strategi kompensasi.
2.1 Stategi Memori
Strategi memori ialah strategi yang digunakan untuk mengingat
dan menerima informasi baru. Ada dua syarat untuk memahami bagaimana individu
belajar dan bagaimana mereka menerapkan strategi-strategi belajar tertentu
ialah: (1) pentingnya pengetahuan awal atau informasi baru, dan (2) cara otak
memproses pengetahuan awal atau informasi baru itu.
Sejumlah ahli spikologi kognitif telah mengembangkan apa yang
mereka sebut pandangan pemrosesan informasi (information processing) tentang
pembelajaran. Para ahli teori ini sepenuhnya menyandarkan pada komputer sebagai
analogi untuk menjelaskan bagaimana otak dan sistem memorinya bekerja. Dari
sudut oandang ini, informasi masuk ke dalam otak melalui indera-indera (analog
dengan memasukkan data melalui keyboard komputer) dan disimpan sementara di
dalam suatu ruang kerja yang disebut memori jangka pendek atau short-term
memory (ruang penyimpanan dari sebuah komputer). Dari memori jangka pendek data
itu kemudian dikirimkan ke memori jangka panjang atau long-term memory (hard
disk komputer) dan disimpan sampai dipanggil kembali untuk pengguanaan di
kemudian hari (M.Nur, 2004: 18-19).
Berikut prosedur kerja sistem memori: (1) hubungan kreasi
mental meliputi: (a) mengelompokkan, (b) berhubungan/ perluasan, (c)
menempatkan kata baru dalam konteks, (2) menerapkan gambar dan suara meliputi:
(a) penggunaan gambar, (b) pemetaan semantik, (c) penggunaan kata kunci, dan
(d) pemberian suara dalam memori, (3) mengulas kembali dengan baik, dan (4)
melakukan kegiatan/ aksi meliputi: (a) menggunakan respon atau sensasi fisik,
(b) menggunakan teknik mekanik.
2.2 Strategi Kognitif
Strategi kognitif ialah strategi untuk memahami bahasa dan
menghasilkan atau melakukan produksi bahasa. Teori Piaget (1896) tentang
kognitif ialah pemahaman manusia terhadap suatu objek itu berlangsung secara
bertahap yang meliputi tahap manipulasi dan tahap interaksi aktif. Setelah
manusia bisa memanipulasi objek, kemampuan interaksi aktif manusia berfungsi
untuk memantapkan dan memproduksi pengetahuan baru.
Secara bertahap, strategi kognitif meliputi: (a) terbentuknya
konsep “kepermanenan objek” dan kemajuan gradual (tahap demi tahap) dari
perilaku refleksif ke perilaku yang mengarah kepada tujuan, (b) penggunaan
simbol-simbol bahasa untuk menyatakan objek-objek di dunia, (c) perbaikan dalam
kemampuan untuk berfikir secara logis, mulai berpikir produksi sebuah bahasa,
dan (d) pemikiran berkembang lebih luas, dan disinilah produksi sebuah bahasa
dihasilkan (M.Nur, 2004: 16).
Berikut kerja sistem kognitif: (1) melakukan praktik yang
meliputi: (a) mengulang, (b) secara formal melatih dengan sistem suara dan
menulis, (c) mengenali atau menggunakan formula dan pola, (d) menggabungkan
kembali, (e) melatih secara alami, (2) menerima dan mengirim pesan yang
meliputi: (a) mendapat ide dengan cepat, dan (b) menggunakan sumebr untuk
menerima dan mengirim pesan, (3) menganalisis dan memberi alasan yang meliputi:
(a) memberi alasan deduktif, (b) menganalisis ekspresi, (c) menganalisis
kontras (antar bahasa), (d) menerjemah, dan (e) mentransfer, (4) mengkreasi
struktur untuk input dan output yang meliputi: (a) mencatat, (b) menjumlahkan,
dan (c) menuliskan pokok-pokok penting.
2.3 Strategi Kompensasi
Strategi kompensasi ialah strategi belajar yang sangat
bermanfaat bagi pembelajar yang sedang belajar sedikit tentang bahasa kedua.
Terkadang, dengan keterbatasan kosakata dan pengetahuan tentang bahasa kedua,
pembelajar akan panik, tidak dapat bicara atau bahkan sering sekali melihat
kamus untuk memastikan kata yang tepat. Dengan strtaegi belajar kompensasi,
pembelajar bahasa kedua dapat menggunakan strategi menerka kata atau tata
bahasa dan juga dapat menggunakan bantuan, bahasa tubuh, menghindari topik
pembicaraan yang tidak dikuasai, dan juga dapat menggunakan persamaan kata.
Berikut ini sistem kerja strategi kompensasi: (1) menebak
dengan cerdas yang meliputi: (a) menggunakan petunjuk linguistik, dan (b)
menggunakan petunjuk lain, (2) melebihi batas dalam bicara dan menulis yang
meliputi: (a) kembali ke topik asal, (b) menerima bantuan, (c) menggunakan
tiruan atau isyarat, (d) menghindarim komunikasi sebagian atau total, (e) memilih
topik, (f) mengatur atau menduga pesan, (g) memperkaya perbendaharaan kata, dan
(h) menggunakan perbendaharaan kata yang memiliki persamaan atau perlawanan
arti: sinonim atau antonim.
3. Strategi Pembelajaran Bahasa
secara Tidak Langsung
Strategi pembelajaran bahasa secara tidak langsung ialah
suatu aktifitas yang dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah,
lebih cepat, lebih menyenangkan, lebih terarah, lebih efektif, dan lebih mudah
untuk digunakan dalam situasi baru.
Strategi belajar secara tidak langsung (indirect strategy)
juga memegang peranan penting dalam belajar bahasa kedua. Hal ini disebabkan
adanya faktor –faktor yang berhubungan dengan pembelajar pada saat belajar
bahasa kedua. Faktor-faktor tersebut berhubungan dengan kognisi, afektif atau
perasaan pembelajar, dan faktor sosial pembelajar. Faktor-faktor ini menjadi
strategi belajar bahasa kedua. Strategi pembelajaran bahasa terbagi atas tiga
jenis: (1) strategi metakognitif, (2) strategi affektif, dan (3) strategi
sosial.
3.1 Strategi Metakognitif
Strategi metakognisi adalah strategi tidak langsung belajar
bahasa kedua. Strategi ini menekankan akan pentingnya pembelajar untuk
memusatkan konsentrasi belajar bahasa, menyusun dan merencanakan belajar
bahasa, dan mengevaluasi cara belajar bahasa tersebut. Terkadang, pembelajar
sibuk dengan materi belajar saja tanpa menyadari bahwa strategi belajarnya
seharusnya diubah atau diperbaiki dengan melihat hasil kemajuan belajarnya.
Dengan strategi metakogisi ini, pembelajar akan menyadari bahwa strategi
belajar bahasanya sudah tepat atau belum. Dalam hal ini pembelajar dapat
mengevaluasi sendiri atau dapat berkonsultasi dengan guru atau mentor dalam
mengevaluasi hasil belajarnya.
Strategi metakognitif berhubungan dengan berfikir siswa
dengan berfikirnya sendiri dan kemampuannya untuk memonitor proses-proses
kognitif. Strategi metakognitif meliputi dua-duanya, yaitu pengetahuan tentang
kognisi dan kemampuan memonitor, mengendalikan, dan mengevaluasi fungsi-fungsi
kognitif diri sendiri.
Berikut ini prosedur sistem kerja strategi metakognitif: (1)
memusatkan belajar yang meliputi: (a) mengulas materi baru dan menghubungkan
dengan materi yang sudah dikuasai, (b) memberi perhatian terhadap pokok
bahasan, dan (c) menunda percakapan atau obrolan dengan orang lain untuk
memusatkan pikiran terfokus pada pokok bahasan, (2) mengatur dan merencanakan
belajar yang meliputi: (a) mencari tahu tentang pembelajaran bahasa, (b)
mengatur, (c) menentukan tujuan, mengidentifikasi tujuan pembelajaran bahasa
(tujuan mendengar/ membaca/ menulis/ berbicara), (e) merencanakan untuk tugas
bahasa, dan (f) mencari kesempatan latihan, (3) mengevaluasi belajar yang
meliputi: (a) memonitor atau mengewasi diri, dan (b) mengevaluasi diri terhadap
porses dan hasil belajar.
3.2 Strategi Affektif
Strategi affektif ialah Strategi kedua dari strategi belajar
bahasa secara tidak langsung. Strategi belajar ini mencakup emosi, sikap,
motivasi, dan nilai –nilai dalam proses mempelajari bahasa kedua. Terdapat beberapa
cara yang dapat ditempuh oleh pembelajar untuk mencapai hasil yang memuaskan
dalam belajar bahasa kedua. Menurut Oxford (1990:141) terdapat tiga cara dalam
memanfaatkan strategi afektif ini dalam belajar bahasa kedua, yaitu dengan
mengurangi kecemasan dengan cara mendengarkan musik, tertawa, dan meditasi
setelah belajar bahasa kedua; meningkatkan kepercayaan diri dengan membuat
pernyataan –pernyataan positif, menghargai diri sendiri dalam belajar bahasa
kedua; mengatur suhu emosi sendiri dengan berdiskusi dengan rekan ketika
mempunyai masalah, berusaha untuk mendengarkan suara tubuh ketika sudah terlalu
capek dalam belajar bahasa kedua.
Berikut prosedur sistem kerja strategi affektif: (1)
menurunkan kegelisahan yang meliputi: (a) menggunakan relaksasi, (b)
mendengarkan musik, (c) tertawa-tawa, (2) menyemangati diri sendiri yang
meliputi: (a) membuat pernyataan positif, (b) mengambil resiko dengan bijak,
(c) menghargai diri sendiri, (3) mengontrol temperatur emosi yang meliputi: (a)
mendengarkan gerakan tubuh, (b) membuat daftar kegiatan atau perencanaan, (c)
menulis diari pembelajaran bahasa, dan (d) mendiskusikan perasaan dengan orang
lain (curhat).
3.3 Strategi Sosial
Stategi sosial ialah strategi pembelajaran bahasa secara
tidak langsung bahwa peserta didik telah terjun ke dunia sosial. Tanpa
disadari, peserta didik telah melakukan kegiatan belajar bahasa kepada orang
lain melalui kegitan sosial. Sebagaimana prinsip strategi pembelajaran di atas
sebagai berikut bahwa peserta didik melakukan suatu aktivitas belajar bahasa
kedua atau bahasa target dengan penuh menyenangkan dan efektif dalam kondisi
baru. Peserta didik akan mendapatkan dua kemampuan saat melakukan strategi
sosial: (a) kemampuan belajar bahasa, dan (2) kemampuan bersosial.
Berikut prosedur sistem kerja strategi sosial: (1) menanyakan
pertanyaan yang meliputi: (a) menanyakan klarifikasi dan verivikasi, (b)
menanyakan pembeltulan, (2) bekerja sama dengan orang lain yang meliputi: (a)
bekerjasama dengan kawan sebaya, dan (b) bekerja sama dengan pemakai bahasa
yang sudah cerdas atau mahir, (3) memiliki rasa empati.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran bahasa ialah suatu cara yang digunakan
pembelajar dalam pemerolehan, penyimpanan, percobaan, dan pemanfaatan atas
informasi yang didapat. Ditambahkan pula bahwa strategi belajar merupakan suatu
aktifitas yang dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah, lebih
cepat, lebih menyenangkan, lebih terarah, lebih efektif, dan lebih mudah untuk
digunakan dalam situasi baru (Oxford, 1990:8),.
Berdasarkan target yang akan dicapai, Strategi pembelajaran
bahasa—kususnya belajar bahasa kedua, ketiga, atau belajar bahasa
lanjutan—terbagi atas dua jenis, yakni: strategi pembelajaran bahasa langsung
dan strategi pembelajaran bahasa tidak langsung. Strategi pembelajaran bahasa
secara langsung terdiri atas tiga jenis, yakni: strategi memori, strategi
kognitif, dan strategi kompensasi. Dan Strategi pembelajaran bahasa secara
tidak langsung terdiri atas tiga jenis, yakni: strategi metakognitif, strategi
affektif, dan strategi sosial.
Strategi memori ialah strategi yang digunakan untuk mengingat
dan menerima informasi baru. Strategi kognitif ialah strategi untuk memahami
bahasa dan menghasilkan atau melakukan produksi bahasa. Strategi belajar
kompensasi ialah strategi menerka kata atau tata bahasa dengan menggunakan
bantuan, bahasa tubuh, menghindari topik pembicaraan yang tidak dikuasai, dan
juga dapat menggunakan persamaan kata. Strategi metakognitig ialah strategi
yang menekankan akan pentingnya pembelajar untuk memusatkan konsentrasi belajar
bahasa, menyusun dan merencanakan belajar bahasa, dan mengevaluasi cara belajar
bahasa tersebut. Strategi belajar affektif ialah strategi yang mencakup emosi,
sikap, motivasi, dan nilai –nilai dalam proses mempelajari bahasa kedua. Dan
Stategi sosial ialah strategi pembelajaran bahasa secara tidak langsung bahwa
peserta didik telah terjun ke dunia sosial.
B. SARAN
Dengan adanya berbagai
teori atau strategi pembelajaran yang telah di uraikan diharapkan lebih
meningkatkan modal pembelajaran yang lebik baik dan efektif dari waktu kewaktu.
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda, Dadan. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Komunikatif dan
Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas
Padmono, H.Y. 2011. Media Pembelajaran. Surakarta: FKIP UNS
Sadiman,Arief S dkk. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekkom
dikbud dan PT
RajaGrafindo Persada
Santyasa, I Wayan. 2007. Makala hlandasan konseptua lmedia
pembelajaran:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Sudjana,Nana dan Ahmad Rivai. Media Pengajaran. Cetakan ke
delapan 2009.
Bandung: Sinar Baru Algensindo
Henry Guntur Tarigan. 1979. Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan
Berbahasa. Bandung. Angkasa Bandung
No comments:
Post a Comment