Sunday 20 November 2016

CONTOH RPL BK TENTANG LAYANAN SOSIAL



PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING

A.     Topik Permasalahan              : Etika Dalam Bermasyarakat
B.      Bidang Bimbingan                 : Sosial
C.      Jenis Layanan                         : Layanan Informasi
D.     Fungsi Layanan                      : Pemahaman
E.      Tujuan Layanan
1.      Agar konseli mampu beretika yang baik dalam masyarakat
2.      Agar konseli tidak keliru tentang cara beretika yang baik dalam masyarakat
F.       Kompetensi
1.      Kompetensi Dasar
·         Memahami Etika dalam bermasyarakat
2.      Pengalaman belajar
·         Siswa dapat memahami apa itu yang dimaksud dengan etika
·         Siswa dapat memahami nilai nilai sosial
·         Siswa dapat memahami etika bergaul
G.     Sasaran layanan                    : Siswa kelas V
H.     Alokasi waktu                                    : ± 35 Menit
I.        Langkah langkah kegiatan    :
TAHAPAN
URAIAN KEGIATAN
WAKTU
Kegiatan Awal
1.  Konselor memberi salam, presensi, dan pembinaan hubungan baik.
2.  Konselor memberikan motivasi kepada siswa untuk tetap mengikuti layanan BK dalam kelas.
3.  Konselor menyampaikan kegiatan, topik dan tujuan yang akan dicapai.

5 Menit
Kegiatan Inti
1.    Konselor menjelaskan materi etika dalam masyarakat, nilai-nilai sosial, peran nilai sosial, klasifikasi nilai sosial,  serta etika bergaul dengan remaja.
2.    Konselor membuka sesi diskusi
3.    Siswa bertanya tentang apa yang belum dipahami
4.    Siswa diberi tugas menyebutkan beberapa etika dalam masyarakat

15 Menit
Kegiatan Akhir
1.    Siswa mengumpulkan tugas yang diberikan oleh konselor
2.    Konselor  menyimpulkan apa saja yang telah disampaikan selama proses belajar.
3.    Konselor menutup pertemuan dan memberi salam.

5 Menit

J.        Media                                     : Papan Tulis
K.      Metode                                   : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
L.       Penyelenggara                       : Guru
M.   Pihak pihak terkait                : Guru dan Siswa
N.     Materi                                     :
“Etika Dalam Bermasyarakat”

Etika sangat diperlukan dalam kehidupan sehari – hari. Seseorang yang beretika mampu mengontrol sikap dan tutur katanya terhadap orang lain. Etika yang umum berlaku disuatu Negara belum tentu dinegera lain disebut etika. Contohnya di Indonesia memberi atau menerima dengan menggunakan tangan kanan sedangkan di Negara Amerika member dan menerima dengan tangan kiri adalah hal yang wajar. Jadi etika juga timbul karena adanya lingkungan sekelilingnya. Contoh dari pada etika lainnya adalah :
1.      Tidak meludah didepan orang lain
2.      Berbahasa yang baik dan sopan
3.      Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
4.      Tidak mendengarkan orang yang sedang menerangkan pelajaran
5.      Tidak berkata kasar apalagi kepada kedua orang tua
6.      Suka mencaci maki orang lain

Dari contoh – contoh tersebut dapat kita lihat bahwa etika seseorang intinya adalah menjaga persaan orang lain agar tidak tersinggung atau dirugikan oleh sikap dan tingkah laku seseorang. Etika mengandung nilai – nilai kebaikan dalam pergaulan manusia yang merupakan makhluk social yang berinteraksi antara satu individu dengan individu lainnya. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujudnya dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun sebagai kelompok.
Salah satu contoh etika yang akan saya bahas adalah tidak meludah didepan orang lain. Seperti yang kita ketahui setiap manusia ingin dihargai, jadi ketika orang lain meludah didepan kita maka kita akan merasa tidak dihormati karena ludah merupan suatu cairan yang menurut orang yang tidak meludah adalah menjijikkan, jadi wajar jika orang tersebut marah dan merasa tersinggung. Mungkin untuk sebagian orang meludah didepan kita adalah hal yang wajar tetapi kebanyakan dari kita menganggap perbuatan seperti itu tidak beretika.

CONTOH MAKALAH TENTANG BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BERMAKANA



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan Makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW. kami menyadari bahwa  dalam menyelesaikan makalah ini jauh dari kata sempurna.
hal itu dikarenakan ketebatasan yang,oleh karena itu kami selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen dan dari temen-teman yang membaca makalah ini‘’belajar dan pembelajaran bermakna’’.kiranya makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua,atas semuanya saya ucapkan terima kasih.


                                                                                                            25 Oktober  2016


                                                                                                                    Penulis










DAFTAR ISI


Halaman Judul                                                                       i
Kata Pengantar                                                                      ii
daftar Isi                                                                                 iii

BAB I   PENDAHULUAN                                                   1
1.1       Latar Belakang                                                           1
1.2       Rumusan Masalah                                                      1
1.3       Tujuan Makalah                                                          1

BAB II  PEMBAHASAN                                                     2
2.1       Pengertian belajar dan pembelajaran                          2
2.2       Peran guru dalam kegiatan pembelajaran                  4
2.3       Konsep dasar prmbelajaran                                        5
2.4       Pendekatan dan model pembelajaran                         5
2.5       Mengetahui pendekatan dan model pembelajaran     7

BAB III PENUTUP                                                              8
3.1       Kesimpulan                                                                8
3.2       Daftar Pustaka                                                            8






BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar.Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenaiteori belajar, yaitu: behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme . Behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran.Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.

1.2       Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud belajardan pembelajaran ?
2.         Untuk mengetahui Bagaimana peran guru dalam kegiatan pembelajaran ?
3.         Untuk mengetahui Bagaimana pendekatan atau model dalam pembelajaran ?
4.         Bagaimana konsep dasar pembelajaran ?
5.         Apa manfaat Pembelajaran bermakna ?

1.3       Tujuan Makalah
1.         Mengetahui dan memahami tentang belajar dan pembelajaran.
2.         Mengetahui peran guru dalam kegiatan pembelajaran.
3.         Mengetahui pendekatan atau model dalam pembelajaran.
4.         Mengetahui dasar konsep pembelajaran.
5.         Mengetahui pembelajaran bermakna.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Belajar Dan Pembelajaran

Pengertian belajar
Pada hakekatnya, adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Menurut Sudjana,1989 Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu. Sedangkan menurut Witherington, 1952 menyebutkan bahwa Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman”.
Konsep Belajar
Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian belajar yaitu belajar suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya. Menurut Gagne dan Briggs (1988), perubahan tingkah laku dalam proses belajar menghasilkan aspek perubahan seperti kemampuan membedakan, konsep kongkrit, konsep terdefinisi, nilai, nilai/aturan tingkat tinggi, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan keterampilan motorik.
Proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi di mana ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan-rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan. Proses penyesuain diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan. Dalam hal ini pelajar mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku yang telah terbentuk hingga ia mencapai respon yang memuaskan.
Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang berkesinambungan antara berbagai unsur dan berlangsung seumur hidup yang didorong oleh berbagai aspek seperti motivasi, emosional, sikap dan yang lainnya dan pada akhirnya menghasilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.
Pengertian pembelajaran
Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut)  ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)
Dengan kata lain, kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi Proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya
2.2       PERAN GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran.Selain itu, menurut Djamarah (2000: 43-48) bahwa tugas dan tanggung jawab guru atau lebih luasnya pendidik adalah sebagai:
1.         Korektor, yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, koreksi atau penilaian yang dilakukan bersifat menyeluruh dari segi  kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran. Ada yang mempunyai kemampuan baik di bidang kognitif tetapi kurang pada afektifnya, ada pula yang baik pada psikomotorik namun kurang pada kognitifnya, dan berbagai macam perbedaan peserta didik yang lain. Oleh karena itu, dalam memberikan penilaian, hendaknya pendidik tidak hanya memberikan penilaian dari satu aspek saja.
2.         Inspirator, yaitu pendidik menjadi inspirator atau ilham bagi kemajuan belajar siswa atau mahasiswa, petunjuk bagaimana cara belajar yang baik, serta member masukan dalam menyelesaikan masalah lainnya.
3.         Informator, yaitu pendidik harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan peserta didik yang dibekali pengetahuan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peserta didik tersebut akan memiliki daya saing yang tinggi. Sehingga peserta didik tidak akan tertinggal di era global ini.
4.         Organisator, yaitu pendidik harus mampu mengelola kegiatan akademik (belajar), hingga tercipta kegiatan pembelajaran yang tertib dan menyenangkan.
5.         Motivator, yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif belajar. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.

2.3       KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
Dalam pembelajaran, guru mempunyai tugas-tugas pokok antara lain bahwa ia harus mampu dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan membimbing dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, agar para guru mampu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya, ia terlebih dahulu hendaknya memahami dengan seksama hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

2.4       PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN
Belajar dapat dilakukan diberbagai tempat, kondisi, dan waktu. Cepatnya informasi lewat radio, televisi, film, wisatawan, surat kabar, majalah, yang dapat mempermudah belajar. meskipun informasi dengan mudah dapat diperoleh, tidak dengan sendirinya seseorang terdorong untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan dari padanya. Guru profesional memerlukan pengetahuan dan ketrampilan pendekatan pembelajaran agar mampu mengelola berbagai pesan sehingga siswa berkebiasaan belajar sepanjang hayat.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afekif, dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang dapat melihat:
a)         Pengorganisasian siswa,
b)         Posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, dan
c)         Pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran dengan pengorganisasian siswa dapat dilakukan dengan:
a)         Pambelajaran secara individual,
b)         Pembelajaran secara kelompok, dan
c)         Pembelajaran secara klasikal.
Pada ketiga keorganisasian siswa tersebut tujuan pengajaran, peran guru dan siswa, program pembelajaran, dan disiplin belajar berbeda-beda. Pada ketiga pengorganisasian siswa tersebut siswa tersebut seyogyanya digunakan untuk membelajarkan siswa yang menghadapi kecepatan informasi pada masa kini.
Sehubungan dengan posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan, guru dapat menggunakan strategi ekspositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri. Strategi ekpositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri. Strategi ekspositori masih terpusat pada guru; oleh karena itu seyogianya dikurangi. Strategi discovery dan inkuiri terpusat ada siswa. Dalam kedua strategi ini siswa dirancang aktif belajar, sehingga ia dapat menemukan, bekerja secara ilmu pengetahuan, dan merasa senang. Pada tempatnya guru menggunakan strategi discovery dan inkuiri yang sesuai dengan pendekatan CBSA.
Dalam pembelajaran pada pebelajar terjadi peningkatan kemampuan. Semula, ia memiliki kemampuan pra-belajar; dalam proses belajar pada kegiatan belajar hal tertentu, ia meningkatkan tingkat atau memperbaiki tingkat ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keputusan tentang perbaikan tingkat ranah tersebut didasarkan atas evaluasi guru dan unjuk kerja siswa dalam pemecahan masalah. Dari sisi guru, proses pemerolehan pengalaman siswa atau proses pengolahan pesan tersebut dapat dilakuikan dengan cara dedukatif dan induktif. Pengolahan pesan secara deduktif dimulai dari generalisasi atau suatu teori yang benar, pencarian data, dan uji kebenaran generalisasi atau suatu teori tersebut. Pada pengolahan pesan secara induktif kegiatan bermula dari adanya fakta atau peristiwa khusus, penyusunan konsep-konsep. Dalam usaha pembelajaran guru dapat menggunakan pengolahan pesan secara deduktif atau induktif tergantung pada karakteristik bidang studinya
2.5       MENGETAHUI PEMBELAJARAN BERMAKNA
Sehubungan dengan hal ini, Dahar (1996) mengemukakan dua persyarat terjadinya belajar bermakna, yaitu :
1)         materi yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial, dan
2)         anak yang akan belajar harus bertujuan belajar bermakna.
Kebermaknaan potensial materi pelajaran bergantung kepada dua faktor, yaitu :
1)         materi itu harus memiliki kebermaknaan logis, dan
2)         gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif peserta didik.
Fungsi Pembelajaran Bermakna dan Manfaat Pembelajaran Bermakna menurut Ausubel dalam Dahar (1989) menggemukakan tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu:
1)         Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.
2)         Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.
3)         Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi “lupa”.
Dalam pembelajaran bermakna siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Selain itu, pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran bermakna menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.



BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN
pembelajaran bermakna menekankan pada kebutuhan siswa,dimana siswa dengan sendirinya akan belajar atau mencari informasi yang dibutuhkan.Guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi proses pembelajaran siswa.Pembelajaran bermakana membantu guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.Pembelajaran bermakna mampu membuat susana belajar yang menyenangkan karena anak dengan sendirinya belajar,dan melakukan sesuatu bukan karena takut akan hukuman ataupun ingin mendapat pujian,Pembelajran bermakna membuat siswa mendapat kepuasan saat berhasil mengerjakan suatu tugas.


3.2       DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, 2016. pembelajaran bermakna. medan.http://wahyuniazyan.blogspot.co.id/2016/03/pembelajaran-bermakna.html Diakses pada 12 Oktober 2016.
Admin,2008. Belajar dan Pembelajaran Bermakna.Cimahi.https://mgmpips.wordpress.com/2008/04/06/belajar-dan-pembelajaran-bermakna/
Diakses pada 12 Oktober 2016.

Saefuddin,usep.2015. Pengertian Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning). Bandung.http://www.gurusep.com/2015/05/pengertian-pembelajaran-bermakna.html Diakses pada 12 Oktober 2016.

Ads Inside Post