KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan
Makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW. kami menyadari
bahwa dalam menyelesaikan makalah ini
jauh dari kata sempurna.
hal itu dikarenakan ketebatasan yang,oleh karena itu kami
selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen dan dari
temen-teman yang membaca makalah ini‘’belajar dan pembelajaran
bermakna’’.kiranya makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi kehidupan
kita semua,atas semuanya saya ucapkan terima kasih.
25
Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Makalah 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Pengertian belajar dan pembelajaran 2
2.2 Peran guru dalam kegiatan pembelajaran 4
2.3 Konsep dasar prmbelajaran 5
2.4 Pendekatan dan model pembelajaran 5
2.5 Mengetahui pendekatan dan model
pembelajaran 7
BAB III PENUTUP 8
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Daftar Pustaka 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi
ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan
teori-teori belajar.Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana
orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks
inheren pembelajaran.
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenaiteori
belajar, yaitu: behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme . Behaviorisme
hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran.Teori kognitif melihat
melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan
konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun
atau membangun ide-ide baru atau konsep.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud belajardan pembelajaran ?
2. Untuk
mengetahui Bagaimana peran guru dalam kegiatan pembelajaran ?
3. Untuk
mengetahui Bagaimana pendekatan atau model dalam pembelajaran ?
4. Bagaimana
konsep dasar pembelajaran ?
5. Apa manfaat
Pembelajaran bermakna ?
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui
dan memahami tentang belajar dan pembelajaran.
2. Mengetahui
peran guru dalam kegiatan pembelajaran.
3. Mengetahui
pendekatan atau model dalam pembelajaran.
4. Mengetahui
dasar konsep pembelajaran.
5. Mengetahui
pembelajaran bermakna.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Belajar Dan Pembelajaran
Pengertian belajar
Pada hakekatnya, adalah proses interaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu. belajar dapat dipandang sebagai proses
yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Menurut Sudjana,1989 Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan
memahami sesuatu. Sedangkan menurut Witherington, 1952 menyebutkan bahwa
Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai
suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan
atau pemahaman”.
Konsep Belajar
Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian belajar yaitu
belajar suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga
akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat
relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar
ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya.
Menurut Gagne dan Briggs (1988), perubahan tingkah laku dalam proses belajar
menghasilkan aspek perubahan seperti kemampuan membedakan, konsep kongkrit,
konsep terdefinisi, nilai, nilai/aturan tingkat tinggi, strategi kognitif,
informasi verbal, sikap, dan keterampilan motorik.
Proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan pada
situasi di mana ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau
apabila ia harus mengatasi rintangan-rintangan yang mengganggu
kegiatan-kegiatan yang diinginkan. Proses penyesuain diri mengatasi rintangan
terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa yang
dilakukan. Dalam hal ini pelajar mencoba melakukan kebiasaan atau tingkah laku
yang telah terbentuk hingga ia mencapai respon yang memuaskan.
Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
berkesinambungan antara berbagai unsur dan berlangsung seumur hidup yang
didorong oleh berbagai aspek seperti motivasi, emosional, sikap dan yang
lainnya dan pada akhirnya menghasilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan.
Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan
sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan kemungkinan
terjadinya kegiatan belajar.
Pengertian pembelajaran
Pembelajaran
yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal dari kata dasar “ajar” yang
berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an
menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau
mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. (KBBI)
Dengan kata
lain, kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses
mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan atau mengatur serta
memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar bisa belajar sehingga
tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran juga diartikan sebagai usaha
sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan.
Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi Proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara
siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya
2.2 PERAN
GURU DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain
instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar
atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak
pengajaran.Selain itu, menurut Djamarah (2000: 43-48) bahwa tugas dan tanggung
jawab guru atau lebih luasnya pendidik adalah sebagai:
1. Korektor,
yaitu pendidik bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk,
koreksi atau penilaian yang dilakukan bersifat menyeluruh dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap
peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran. Ada
yang mempunyai kemampuan baik di bidang kognitif tetapi kurang pada afektifnya,
ada pula yang baik pada psikomotorik namun kurang pada kognitifnya, dan berbagai
macam perbedaan peserta didik yang lain. Oleh karena itu, dalam memberikan
penilaian, hendaknya pendidik tidak hanya memberikan penilaian dari satu aspek
saja.
2. Inspirator,
yaitu pendidik menjadi inspirator atau ilham bagi kemajuan belajar siswa atau
mahasiswa, petunjuk bagaimana cara belajar yang baik, serta member masukan
dalam menyelesaikan masalah lainnya.
3. Informator,
yaitu pendidik harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan peserta didik yang dibekali pengetahuan tentang
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peserta didik tersebut akan
memiliki daya saing yang tinggi. Sehingga peserta didik tidak akan tertinggal
di era global ini.
4. Organisator,
yaitu pendidik harus mampu mengelola kegiatan akademik (belajar), hingga
tercipta kegiatan pembelajaran yang tertib dan menyenangkan.
5. Motivator,
yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta didik agar bergairah dan aktif
belajar. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan
belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan
belajar.
2.3 KONSEP
DASAR PEMBELAJARAN
Dalam
pembelajaran, guru mempunyai tugas-tugas pokok antara lain bahwa ia harus mampu
dan cakap merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan membimbing dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, agar para guru mampu menunaikan
tugasnya dengan sebaik-baiknya, ia terlebih dahulu hendaknya memahami dengan
seksama hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
2.4 PENDEKATAN
DAN MODEL PEMBELAJARAN
Belajar dapat dilakukan diberbagai tempat, kondisi, dan
waktu. Cepatnya informasi lewat radio, televisi, film, wisatawan, surat kabar,
majalah, yang dapat mempermudah belajar. meskipun informasi dengan mudah dapat
diperoleh, tidak dengan sendirinya seseorang terdorong untuk memperoleh
pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan dari padanya. Guru profesional
memerlukan pengetahuan dan ketrampilan pendekatan pembelajaran agar mampu
mengelola berbagai pesan sehingga siswa berkebiasaan belajar sepanjang hayat.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran
yang berusaha meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afekif, dan
psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam belajar tentang pendekatan pembelajaran tersebut, orang
dapat melihat:
a) Pengorganisasian
siswa,
b) Posisi
guru-siswa dalam pengolahan pesan, dan
c) Pemerolehan
kemampuan dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran dengan pengorganisasian siswa dapat
dilakukan dengan:
a) Pambelajaran
secara individual,
b) Pembelajaran
secara kelompok, dan
c) Pembelajaran
secara klasikal.
Pada ketiga keorganisasian siswa tersebut tujuan pengajaran,
peran guru dan siswa, program pembelajaran, dan disiplin belajar berbeda-beda.
Pada ketiga pengorganisasian siswa tersebut siswa tersebut seyogyanya digunakan
untuk membelajarkan siswa yang menghadapi kecepatan informasi pada masa kini.
Sehubungan dengan posisi guru-siswa dalam pengolahan pesan,
guru dapat menggunakan strategi ekspositori, strategi discovery, dan strategi
inkuiri. Strategi ekpositori, strategi discovery, dan strategi inkuiri.
Strategi ekspositori masih terpusat pada guru; oleh karena itu seyogianya
dikurangi. Strategi discovery dan inkuiri terpusat ada siswa. Dalam kedua
strategi ini siswa dirancang aktif belajar, sehingga ia dapat menemukan,
bekerja secara ilmu pengetahuan, dan merasa senang. Pada tempatnya guru
menggunakan strategi discovery dan inkuiri yang sesuai dengan pendekatan CBSA.
Dalam pembelajaran pada pebelajar terjadi peningkatan
kemampuan. Semula, ia memiliki kemampuan pra-belajar; dalam proses belajar pada
kegiatan belajar hal tertentu, ia meningkatkan tingkat atau memperbaiki tingkat
ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keputusan tentang perbaikan
tingkat ranah tersebut didasarkan atas evaluasi guru dan unjuk kerja siswa
dalam pemecahan masalah. Dari sisi guru, proses pemerolehan pengalaman siswa
atau proses pengolahan pesan tersebut dapat dilakuikan dengan cara dedukatif
dan induktif. Pengolahan pesan secara deduktif dimulai dari generalisasi atau
suatu teori yang benar, pencarian data, dan uji kebenaran generalisasi atau
suatu teori tersebut. Pada pengolahan pesan secara induktif kegiatan bermula
dari adanya fakta atau peristiwa khusus, penyusunan konsep-konsep. Dalam usaha pembelajaran
guru dapat menggunakan pengolahan pesan secara deduktif atau induktif
tergantung pada karakteristik bidang studinya
2.5 MENGETAHUI
PEMBELAJARAN BERMAKNA
Sehubungan dengan hal ini, Dahar (1996) mengemukakan dua
persyarat terjadinya belajar bermakna, yaitu :
1) materi yang
akan dipelajari harus bermakna secara potensial, dan
2) anak yang
akan belajar harus bertujuan belajar bermakna.
Kebermaknaan potensial materi pelajaran bergantung kepada dua
faktor, yaitu :
1) materi itu
harus memiliki kebermaknaan logis, dan
2) gagasan-gagasan
yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif peserta didik.
Fungsi Pembelajaran Bermakna dan Manfaat Pembelajaran
Bermakna menurut Ausubel dalam Dahar (1989) menggemukakan tiga kebaikan dari
belajar bermakna yaitu:
1) Informasi
yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.
2) Informasi
yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk
materi pelajaran yang mirip.
3) Informasi
yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun
telah terjadi “lupa”.
Dalam pembelajaran bermakna siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan
dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara
fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam
memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Selain itu, pembelajaran
lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena
metode pembelajaran bermakna menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang
siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan
filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan
”menghafal”.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
pembelajaran bermakna menekankan pada kebutuhan siswa,dimana
siswa dengan sendirinya akan belajar atau mencari informasi yang
dibutuhkan.Guru berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi proses
pembelajaran siswa.Pembelajaran bermakana membantu guru mengaitkan materi yang
dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.Pembelajaran bermakna mampu membuat susana belajar yang menyenangkan
karena anak dengan sendirinya belajar,dan melakukan sesuatu bukan karena takut
akan hukuman ataupun ingin mendapat pujian,Pembelajran bermakna membuat siswa
mendapat kepuasan saat berhasil mengerjakan suatu tugas.
3.2 DAFTAR PUSTAKA
Wahyuni, 2016. pembelajaran bermakna.
medan.http://wahyuniazyan.blogspot.co.id/2016/03/pembelajaran-bermakna.html
Diakses pada 12 Oktober 2016.
Admin,2008. Belajar dan Pembelajaran
Bermakna.Cimahi.https://mgmpips.wordpress.com/2008/04/06/belajar-dan-pembelajaran-bermakna/
Diakses pada 12 Oktober 2016.
Saefuddin,usep.2015. Pengertian Pembelajaran Bermakna
(Meaningful Learning).
Bandung.http://www.gurusep.com/2015/05/pengertian-pembelajaran-bermakna.html
Diakses pada 12 Oktober 2016.
No comments:
Post a Comment