Sunday 20 November 2016

CONTOH MAKALAH TENTANG PARADIGMA KAJIAN PKN SD



 KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang masih menjadikan kita orang – orang tetap istiqomah di jalan da’wah ini, dan memberi kita akal untuk membedakan yang haq dan yang batil serta sebagai senajata untuk menaklukkan dunia dan isinya, menganugerahkan kita kemampuan untuk menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam buat baginda Rasulullah penutup segala Nabi, pembawa risalah yang agung, mujahid terbesar sepanjang zaman. Nabi Muhammad SAW bin Abdullah, semoga kita semua termasuk pengikut – pengikut beliau yang setia hingga akhir zaman nanti. Amin …
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran“Kajian PKn SD”. Dalam makalah ini kami mengangkat tema yang membahas tentang “Paradigma Kajian PKn SD” Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan semua pihak, baik bantuan sepatah atau dua patah kata, kami mengucapkan banyak terimakasih. Karena tanpa bantuannya kami tidak berarti apa – apa. Kedua kalinya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen Pembimbing Kajian PKn SD, karena telah membimbing dan memberikan arahan dan masukan kepada kami. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun demi tercapainya kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat membawa manfaat khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi anda selaku pembaca. Amin …


                                                                                                Pacitan, 19 Oktober 2016


                                                                                                            Penulis





DAFTAR ISI

Halaman Judul                                                                                                           i
Kata Pengantar                                                                                                          ii
Daftar Isi                                                                                                                     iii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                          1
A.         Latar Belakang                                                                                                1
B.         Rumusan Masalah                                                                                           2
C.         Tujuan                                                                                                             2
BAB II PEMBAHASAN                                                                                            3
A.         Pengertian Paradigma Baru PKn SD                                                              3
B.         Perkembangan Paradigma Baru Pkn SD Menuju Masyarakat
Demokratis                                                                                                                   3
C.         Model Pembelajaran PKn untuk Pengembangan Warga Negara
yang Demokratis                                                                                                          7
D.         Tujuan  Dari Paradigma  Baru Pembelajaran PKn                                          9
BAB III PENUTUP                                                                                                   11
A.         Simpulan                                                                                                         11
B.         Kritik dan Saran                                                                                              11
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                 12








BAB I
PENDAHULUAN

A.         Latar Belakang
Kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat dinamis dengan segala liku-liku permasalahannya. Sejak diproklamirkan kebangsaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan saat ini, bangsa dan negara Indonesia telah mengalami pasang surut dalam instrumentasi dan praktisi kehidupannya, walaupun secara formal landasan filosofonya tetap, yakni pancasila. Kini konteks kehidupan global itu ditandai oleh semakin terbukanya kerja sama dan sekaligus persaingan antarbangsa/antar negara, yang berarti juga semakin kompleksnya bangsa Indonesia mengarungi era reformasi diberbagai bidang kehidupan masyarakat.
Dalam proses perjalanan bangsa Indonesia menuju masyarakat madani, yakni masyarakat bangsa dan negara yang berpijak dari dan bermuara pada konsep dan nilai Pancasila dan UUD 1945, sebagai salah satu muatan kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi, perlu menyesuaikan diri secara adaptif dan koheren dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang selalu berubah. Pada hakikatnya proses pembangunan karakter dan bangsa harus dengan sengaja dimaksudkan untuk membangun masyarakat bangsa dan negara Indonesia yang demokratis, religius, beradab, bersatu, dan berkeadilan sosial.  Dalam proses itulah, pembangunan karakter dan bangsa harus disikapi dan diperlukan sebagai kebutuhan yang sangat mendesak yang secara konseptual dan programatik memerlukan pola pemikiran atau paradigma baru.
Misi PKn dengan paradigma barunya adalah mengembangkan pendidikan demokrasi yang secara psikopedagogis dan sosio-andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok warga negara yang demokratis, yakni kecerdasan wargan negara, tanggung jawab warga negara, dan partisipasi warga negara





B.         Rumusan Masalah

1.         Bagaimana pengertian paradigma baru PKn SD?
2.         Bagaimana perkembangan paradigma baru PKn SD?
3.         Bagaimana model pembelajaran PKn untuk pengembangan warga negara yang demokratis?
4.         Apa tujuan  dari paradigma  baru pembelajaran PKn?

C.         Tujuan

1.         Untuk mengetahui pengertian paradigma baru PKn SD.
2.         Untuk mengetahui perkembangan paradigma baru PKn SD.
3.         Untuk mengetahui model pembelajaran PKn untuk pengembangan warga negara yang demokratis.
4.         Untuk mengetahui tujuan  dari paradigma  baru pembelajaran PKn














BAB II
PEMBAHASAN

A.         Pengertian Paradigma Baru PKn SD
Paradigma merupakan sebuah kerangka berpikir yang digunakan dalam proses pendidikan kewarganegaraan di indonesia.  Pkn dengan paradigma baru mensyaratkan materi pembelajaran yang memuat komponen-komponen pengetahuan, ketrampilan, dan disposisi kepribadian warga negara yang fungsional bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan juga dalam masyarakat di era global. Sejalan dengan dinamika perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai oleh semakin terbukanya persaingan antarbangsa yang semakin ketat, maka bangsa indonesia mulai memasuki era reformasi di berbagai bidang menuju kehidupan masyarakat yang lebih demokratis. Dalam masa transisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madani (civil society), pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran di persekolahan perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah. 
Tugas PKN dengan paradigma barunya mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), membina tanggung jawab warga negara (civic participation). Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional melainkan juga dalam dimensi spiritual, emosional dan sosial sehingga paradigma baru PKn bercirikan.

B.         Perkembangan Paradigma Baru Pkn SD Menuju Masyarakat Demokratis
SD Kebutuhan akan adanya paradgima baru PKn saat ini sudah mendesak bangsa Indonesia yang saat ini telah mengalami suatu perubahan diharapkan bergerak ke arah pendewasaan hingga terbentuknya masyarakat yang betul-betul demokratis, religius, beradab, bersatu, dan berkeadilan sosial sesuai dengan konsep nilai, norma dan moralitas yang tersurat dan tersirat dalam Pancasila dan UUD 1945.  Namun demikian pengembangan masyarakat yang demokratis, religius, beradap, bersatu, dan berkeadilan sosial  tidaklah mudah, terutama bagi masyarakat Indonesia yang secara historis belum memiliki pengalaman utuh berkehidupan yang betul-betul  demokratis, perkembangan ekonomi yang masih terbatas, identitas rasional yang masih rapuh, dan budaya kewarganegaraan yang belum terbentuk. Oleh karena itu, pembangunan masyarakat Indonesia demokratis yang religius, beradab, bersatu, dan berkeadilan sosial itu perlu waktu, upaya gigih yang konsisten dan komitmen kebangsaan, serta pendidikan demokrasi yang sinambung. Perlu digaris bawahi bahwa masyarakat tidak dapat hidup berdemokrasi dengan baik apabila mereka dalam keadaan tidak berpendidikan, bodoh, apatis, dan miskin. Masyarakat demokrasi hanya dapat tercipta apabila masyarakatnya berpendidikan memadai dan secara ekonomis kebutuhan dasar hidupnya sudah terpenuhi. Dengan demikian masyarakat demokratis yang religius, beradab, bersatu dan berkeadilan sosial baru dapat terwujud apabila masyarakat terdidik baik dan sejahtera, shg mereka mau dan mampu berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Secara etimologi, demokrasi berasal dari kata dalam bahasa latin demos yang berarti rakyat dan kratos berarti kekuasaan.  Shg demokrasi dapat diartikan sebagai pemerintahan dijalankan oleh rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui perwakilan).  Setelah adanya proses pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, sering disebut “luber dan jurdil”.  Dalam sistem pemerintahan demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.  Demokrasi sesungguhnya bukan hanya seperangkat gagasan dan prisnip tentang kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat prak tek dan prosedur yang terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku shg demokrasi sering disebut suatu pelembagaan dari kebebasan.
Sumarsono (2008), mengemukakakn bahwa untuk mengkonsepsikan kembali pendidikan kewarganegaraan dengan paradigmanya yang baru, konsep negara dapat didekati dari sudut pandang sistem.  Dalam masyarakat demokrasi terdapat lima sistem tata kehidupan bernegara sebagai berikut:
1.         Sistem personal adalah suatu sistem yang merujuk pada orang-orang yang menjadi subyek dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, yang terdiri atas pemerintah dan yang diperintah.
2.         Sistem kelembagaan menunjuk kepada lembaga-lembaga negara dan lembaga-lembaga pemerintahan menurut konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.         Sistem normatif adalah sistem hukum dan perundang-undangan yang mengatur tata hubungan negara dan warga negara.
4.         Sistem kewilayahan menunjuk kepada seluruh wilayah teritorial yang termasuk ke dalam yuridiksi negara Indonesia.
5.         Sistem ideologis menunjuk kepada ide-ide dasar penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Tinjauan sistem ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang utuh dan menyeluruh tentang eksistensi kehidupan bernegara.  Kehidupan bernegara secara sehat merupakan fungsi dari seluruh komponen sistemnya. Dengan kata lain, kerusakan dalam salah satu komponen sistem akan mengganggu berfungsinya sistem kenegaraan secara keseluruhan.
Dengan memperhatikan atribut-atribut kewarganegaraan di atas, dan struktur pengorganisasian yang berorientasi pada sistem kehidupan bernegara maka PKn dengan paradigma baru mensyaratkan materi pembelajaran yang memuat komponen-komponen pengetahuan, keterampilan, dan disposisi kepribadian warga negara yang fungsional bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan juga dalam masyarakat di era globalisasi.
Kewarganegaraan dalam demokrasi konstitusional berarti bahwa setiap warga negara (1) merupakan anggota penuh dan sederajat dari sebuah masyarakat yang berpemerintahan sendiri dan (2) diberi hak-hak dasar dan dibebani tanggung jawab.  Warga negara hendaknya mengerti bahwa dengan keterlibatannnya dalam kehidupan politik dan dalam masyarakat demokratis, mereka dapat membantu meningkatkan kualitas hidup di lingk tetangga, masyarakat, dan bangsa.
Bidang studi pkn merupakan suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan sekolah dan diterima sebagai wahana utama dalam esensi pendidikan demokrasi di indonesia. Dalam paradigma baru bidang studi pkn terdapat beberapa karakteristik, yaitu:
1.         Civic intellegency, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara yang baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial.
2.         Civic responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
3.         Civic participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung jawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari depan.
Karakteristik-karakteristik tersebut diwujudkan dalam tiga kelompok kompetensi dalam bidang studi pkn, yaitu:
1.         Kompetensi untuk menguasai pengetahuan kewarganegaraan;
a.         Memahami tujuan pemerintah dan prinsip-prinsip dasar konstitusi pemerintah republik indonesia.
b.         Mengetahui struktur, fungsi dan tugas pemerintah daerah dan nasional serta bagaimana keterlibatan warga negara membentuk kebijaksanaan publik.
c.         Mengetahui hubungan negara dan bangsa indonesia dengan negara-negara dan bangsa-bangsa lain beserta masalah-masalah dunia dan atau internasional.
2.         Kompetensi untuk menguasai keterampilan kewarganegaraan;
a.         Mengambil atau menetapkan keputusan yang tepat melalui proses pemecahan masalah dan inkuiri.
b.         Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan suatu isu tertentu.
c.         Menentukan atau mengambil sikap guna mencapai suatu posisi tertentu.
d.         Membela atau mempertahankan posisi bagi mengemukakan argumen yang  kritis, logis dan rasional.
e.         Memaparkan suatu informasi yang penting pada khalayak umum.
f.          Membangun koalisi, kompromi, negosiasi, dan consensus (demokrasi).
3.         Kompetansi untuk menguasai karakter kewarganegaraan;
a.         Memberdayakan dirinya sebagai warga negara yang aktif, kritis, dan bertanggung jawab untuk berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam berbagai aktivitas masyarakat, politik, dan pemerintahan pada semua tingkat (daerah dan nasional).
b.         Memahami bagaimana warga negara melaksanakan peranan, hak, dan tanggung jawab personal untuk berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat pada semua tingkatan (daerah dan nasional).
c.         Memahami, menghayati, dan menerapkan nilai-nilai budi pekerti, demokrasi, hak asasi manusia dan nasionalisme dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d.         Memahami dan menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari

C.         Model Pembelajaran PKn untuk Pengembangan Warga Negara yang Demokratis.
Untuk mengembangkan masyarakat yang demokratis melalui pendidikan kewarganegaraan diperlukan suatu strategi dan pendekatan pembelajaran khusus yang sesuai dengan paradigma baru pkn. Keunggulan dari paradigma baru pkn dengan model pembelajaran yang memfokuskan pada kegiatan belajar siswa aktif (active students learning) dan pendekatan inkuiri (inquiry approach).  Model pembelajaran pkn dengan paradigma baru memiliki karakteristik:
1.         Membelajarkan dan melatih siswa berpikir kritis.
2.         Membawa siswa mengenal, memilih dan memecahkan masalah.
3.         Melatih siswa dalam berpikir sesuai dengankjo  metode ilmiah.
4.         Melatih siswa untuk berpikir dengan ketrampilan sosial lain yang sejalan dengan pendekatan inkuiri.
Dengan adanya paradigma baru dalam pembelajaran pkn ini, maka  muncullah suatu proses pembelajaran baru. Karena masalah utama dalam pembelajaran pkn ialah penggunaan metode pembelajaran yang terkesan kaku, kurang flkesibel, kurang demokratis, dan cenderung lebih dominan one way method. Guru pkn mengajar lebih banyak mengejar target yang berorientasi pada nilai ujian akhir, disamping masih menggunakan model konvensional yang monoton, aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru seringkali mengabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap, dan tindakan.
Sehingga, untuk mencapai tujuan PKn dengan paradigma baru perlu disusun materi dan model pembelajaran yang sejalan dengan tuntutan dan harapan PKn, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara dalam dimensi spiritual, rasional, emosional dan sosial, mengembangakn tanggung jawab warga negara, serta mengembangkan peserta didik berpartisipasi sebagai warga negara guna menopang tumbuh dan berkembangnya warga negara yang baik. Dari pemaparan diatas dapat dikemukakan bahwa paradigma baru PKn merupakan paradigma demokrasi yang perlu dikembangkan dalam lingkungan sekolah yang bersifat multidimensional atau berisi jamak.
Bila ditampilkan dalam wujud program pendidikan, paradigma baru ini menuntut hal-hal sebagai berikut:
1.         Memberikan perhatian yang cermat dan usaha yang sungguh-sungguh pada pengembangan pengertian tentang hakikat dan karakteristik aneka ragam demokrasi, bukan hanya yang berkembang di Indonesia.
2.         Mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang sengaja dirancang untuk memfasilitasi siswa agar mampu mengeksplorasi bagaimana cita-cita demokrasi telah diterjemahkan kedalam kelembagaan dan praktek diberbagai belahan bumi dan dalam berbagai kurun waktu.
3.         Tersedianya sumber belajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk memahami penerapan demokrasi di negara lain sehingga mereka memiliki wawasan yang luas tentang ragam ide dan sistem demokrasi dalam berbagai konteks.
Pembelajaran PKn selayaknya dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitas dalam berpartisipasi. Maka untuk mengatasi masalah tersebut dari paradigma baru itu muncul suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif pendekatan, yaitu model pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning) atau Proyek Belajar Kewarganegaraan Kami Bangsa Indonesia (PKKBI). Porotofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan.  Portofolio dalam pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan baik yang menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji mereka, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan.  Hal-hal yang telah dipelajari siswa berkenaan dengan suatu masalah yang mereka pilih. 
Pembelajaran PKn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang digunakan dalam proses politik.  Pembelajaran ini bertujuan untuk membina komitmen aktif peserta didik terhadap kewarganegaraannya dan pemerintahannya, serta mendidik para siswa agar mampu untuk menganalisis berbagai dimensi kebijakan publik dan dengan kapasitasnya sebagai warga negara muda, mencoba memberi masukan terhadap kebijakan publik di lingkungannya, sehingga hasil yang diharapkan adalah kualitas warga negara yang “cerdas, kreatif, partisipatif, prospektif, dan bertanggung jawab.
Strategi instruksional yang digunakan dalam model ini, pada dasarnya bertolak dari strategi “inquiry learning, discovery learning, problem solving learning, reseach oriented learning” yang dikemas dalam model “Project” ala John Deway. Dalam hal ini diterapkan langkah-langkah sebagai berikut:
1.         Mengidentifikasi masalah yang akan dikaji
2.         Mengumpulkan dan menilai informasi dari berbagai sumber berkenaan dengan masalah yang dikaji
3.         Mengkaji pemecahan masalah
4.         Membuat kebijakan public
5.         Membuat rencana tindakan

D.         Tujuan  Dari Paradigma  Baru Pembelajaran PKn
Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Oleh karena itu perlu mengenal sejumlah dimensi PKN untuk mempermudah mengkaji dan menganalisis tujuan. Berikut ini dimensi PKn:
1.         PKn sebagai program kulikuler;
2.         PKn sebagai program akademik;
3.         PKn sebagai program social kultural.
Adapun tujuan dari paradigma baru pembelajaran PKn hendaklah dapat mengakomodasi/membantu  untuk mencapai tujuan dari pendidikan  kewarganegaraan. Pembelajaran PKn dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan efektivitas  dalam berpartisipasi.









BAB III

PENUTUP

A.         Simpulan
Paradigma merupakan sebuah kerangka berpikir yang digunakan dalam proses pendidikan kewarganegaraan di indonesia.  Pkn dengan paradigma baru mensyaratkan materi pembelajaran yang memuat komponen-komponen pengetahuan, ketrampilan, dan disposisi kepribadian warga negara yang fungsional bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan juga dalam masyarakat di era global. pembangunan masyarakat Indonesia demokratis yang religius, beradab, bersatu, dan berkeadilan sosial itu perlu waktu, upaya gigih yang konsisten dan komitmen kebangsaan, serta pendidikan demokrasi yang sinambung. Model pembelajaran pkn dengan paradigma baru memiliki karakteristik: 1) Membelajarkan dan melatih siswa berpikir kritis, 2) Membawa siswa mengenal, memilih dan memecahkan masalah, 3) Melatih siswa dalam berpikir sesuai dengan metode ilmiah  4) Melatih siswa untuk berpikir dengan ketrampilan sosial lain yang sejalan dengan pendekatan inkuiri.  Adapun tujuan dari paradigma baru pembelajaran PKn hendaklah dapat mengakomodasi/membantu  untuk mencapai tujuan dari pendidikan  kewarganegaraan

B.         Kritik dan Saran
Menyadari betapa pentingnya proses pembudayaan demokrasi dan pemberdayaan peserta didik sebagai warga negara demokratis sepanjang hayat, perlu diberi pemberian keteladanan, pembangunan kemauan dan pengembangan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran PKn. Sehingga tujuan dari pendidikan kewarganegaraan dapat tercapai









DAFTAR PUSTAKA

http://kulimijit.blogspot.co.id/2009/10/paradigma-pkn-sekolah-dasar.html. diakses pada hari Minggu tanggal 13 Maret 2016 pada pukul 15.34 WIB
http://rangkumanherlinmayalina.blogspot.co.id/2015/06/materi-dan-pembelajaran-pkn-sd-modul-1-4.html. Diakses pada hari Minggu tanggal 13 Maret 2016 pada pukul 15.36 WIB
Kaelan, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PARADIGMA Yogyakarta.
Rahmat, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.
Sumarsono, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Uaksena, 2011. Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan Tersedia dilaman
http://uaksena.wordpress.com/2011/07/20/paradigma-pendidikan-kewarganegaran-pendidikan-demokrasi-di-indonesia/. Diakses pada hari Minggu tanggal 13 Maret 2016 pada pukul 15.34 WIB
Udin S. Winataputra, dkk. 2010. Materi dan Pembelajaran PKn SD Edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka

No comments:

Post a Comment

Ads Inside Post